PCOS
(polycystic ovary syndrome) atau sindrom ovarium polikistik merupakan kondisi
terganggunya fungsi ovarium pada wanita yang berada di usia subur. Kondisi ini
menyebabkan hormon wanita yang menderita PCOS menjadi tidak seimbang karena
hal-hal yang tidak diketahui.
Tanda-tanda
awal PCOS adalah masa ovulasi atau subur yang tidak beraturan, meningkatnya
kadar hormon pria (androgen) dalam tubuh wanita, dan munculnya banyak kista
(kantong berisi cairan) pada ovarium. Jika seorang wanita mengalami setidaknya dua
dari tiga tanda awal itu, maka kemungkinan ia mengidap PCOS.
Gejala PCOS
Biasanya gejala-gejala PCOS
akan semakin jelas terlihat ketika wanita memasuki usia 16 sampai 24 tahun.
Beberapa gejala-gejala umum PCOS adalah:
·
Pertumbuhan rambut yang berlebihan, biasanya di punggung,
bokong, wajah, atau dada.
·
Kulit berminyak atau berjerawat.
·
Depresi.
·
Kesulitan untuk hamil.
·
Rambut kepala rontok atau menipis.
·
Berat badan bertambah.
·
Menstruasi tidak teratur. Dalam setahun frekuensi menstruasi
lebih sedikit, atau jumlah darah yang dikeluarkan saat menstruasi lebih banyak.
Berkonsultasilah
dengan dokter jika mengalami beberapa gejala tersebut, untuk mengetahui
penyebabnya.
Penyebab
dan Faktor Risiko PCOS
Sampai
saat ini penyebab pasti PCOS masih belum diketahui, tapi diduga ada hubungannya
dengan kadar hormon yang tidak normal. Namun, ada beberapa faktor yang mungkin
bisa mendorong terjadinya PCOS, yaitu:
· Resistensi terhadap insulin. Jaringan tubuh resisten terhadap
insulin, sehingga tubuh terpacu untuk memproduksi lebih banyak insulin yang
mengganggu pembuahan normal dan memicu penambahan berat badan.
·
Ketidakseimbangan hormon. Hal ini disebabkan antara lain
karena
naiknya kadar testosteron (hormon yang dominan pada tubuh pria), naiknya hormon
lutein (kadar yang tinggi malah menganggu kerja ovarium), turunnya kadar
globulin pengikat-hormon seksual (SHBG) sehingga aktivitas testosteron
meningkat di dalam tubuh, dan naiknya hormon prolaktin (hormon yang memicu
produksi air susu).
Faktor keturunan. Jika salah seorang anggota keluarga mengidap PCOS, maka risiko Anda semakin besar untuk terkena PCOS.
Jika tidak segera ditangani, penderita PCOS berisiko terkena
beberapa penyakit seperti:
·
Diabetes tipe 2.
·
Sindrom metabolik.
·
Tekanan darah tinggi termasuk hipertensi pada masa kehamilan.
·
Perlemakan hati non-alkoholik.
·
Meningkatnya kadar kolesterol darah.
·
Infertilitas.
·
Sleep apnea.
·
Kadar lemak darah tidak normal.
·
Gangguan menstruasi berupa perdarahan abnormal dari rahim.
Diagnosis PCOS
Diagnosis
merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang
menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis
PCOS, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:
Pemeriksaan
fisik. Dokter akan mencatat beberapa informasi penting tentang tubuh penderita
seperti tinggi badan, berat badan, tekanan darah, keadaan kulit, menghitung
indeks massa tubuh, memeriksa payudara, perut, dan kelenjar tiroid. Dokter juga
akan memeriksa organ reproduksi wanita.
Tes darah. Penderita akan diminta untuk menjalani tes darah untuk mengukur kadar hormon, kadar gula darah dan tingkat kolesterol.
Tes ultrasound. Tes ini akan memperlihatkan jumlah kista dalam ovarium dan ketebalan dinding uterus.
Pengobatan PCOS
PCOS
tidak bisa disembuhkan, namun gejala-gejalanya dapat dikendalikan. Opsi-opsi
penanganan yang bisa ditempuh oleh penderita PCOS adalah:
·
Mengubah gaya hidup. Penderita PCOS yang obesitas, bisa mulai
untuk menurunkan berat badan. Lalu penderita PCOS perokok disarankan untuk
berhenti, sebab wanita perokok punya kadar hormon androgen lebih tinggi
dibanding wanita non-perokok.
· Pembedahan. Pembedahan kecil yang disebut Laparoscopic Ovarian
Drilling (LOD) menjadi opsi untuk menangani masalah kesuburan yang disebabkan
PCOS.
· Terapi hormon bisa dilakukan bagi penderita PCOS yang tidak
ingin merencanakan kehamilan. Terapi ini bisa menormalkan siklus menstruasi,
mencegah kanker uterus, pertumbuhan rambut yang berlebihan, munculnya jerawat,
dan rontoknya rambut kepala.
Sumber: alodokter.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar