Film “Ayu Anak Titipan Surga” (AATS) berhasil memecahkan
Rekor MURI, dengan meraih jumlah penonton terbanyak di tahun 2016.
Penghargaan Rekor MURI, tersebut di nobatkan, Yayasan Rekor
MURI Indonesia yang penghargaannya diberikan Ketua Umum MURI, Djaya Suprana,
kepada Produser Film Ayu Anak Titipan Surga, Bagus Haryanto, di Kantor MURI
(Museum Rekor Indonesia), di Kawasan Kelapa Gading Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Penyerahan
penghargaan MURI tersebut, dihadiri jajaran MURI, seniman dan para punggawa
dari Griya Pelopor Budaya, selaku Production House, Pimpinan Bagus Haryanto,
serta para pemain dan pendukung film “Ayu Anak Titipan Surga”, termasuk pemeran
Ayu (Luthayyah Tiurmana Putri) dan pemeran Evi (Zilla Zuliza).
Film semi kolosal ini, sarat akan makna kejujuran dan pesan
pendidikan moral. Sebagaimana di ungkapkan Bagus Haryanto selaku Produser Film
Ayu Anak Titipan Surga (AATS), yang ingin membuat sejarah baru di dunia
perfilman Indonesia, dengan memecahkan rekor Muri. Mengingat sepanjang sejarah,
belum pernah ada film yang penontonnya meraih jumlah terbanyak, dalam waktu
singkat, dan mendapat penghargaan Rekor MURI.
Film AATS berhasil meraih jumlah penonton yang signifikan,
berdasarkan data yang masuk hingga berita ini di tulis, berdasarkan keterangan
Produser Film AATS, Bagus Haryanto, kepada penulis, Rabu (14/12/2016), mencapai
sekitar 107.791 penonton. Untuk data penonton di bioskop 21 saja, dan jumlah
tersebut diperkirakan akan terus berjalan dan meningkat. Data tersebut belum termasuk
jumlah penonton dari newsport, cinema dan lain-lain.
“Data tersebut masih akan berkembang terus, sejalan dengan
program nobar yang masih terus kami dilakukan. Order untuk nonton bersama itu,
hampir setiap minggu, kecuali break, ketika anak-anak sekolah, libur sekolah.
Nobar akan mulai lagi, setelah anak selesai libur, dan mulai masuk sekolah
lagi,” kata Bagus Haryanto, Produser Film Ayu Anak Titipan Surga.
“Saya sangat berterima kasih, kepada Dinas Pendidikan DKI
Jakarta, khususnya. Karena DKI Jakarta, telah memberikan kontribusi penonton
AATS paling banyak, yaitu sekitar 60%-70%,” jelasnya.
“Atas dukungan seluruh kepala dinas, kepala sudin pendidikan
di Jakarta, telah memberikan satu kemudahan untuk kita bisa menyampaikan
program gerakan revolusi mental melalui film,” kata Bagus lagi menambahkan.
Penghargaan MURI, sebelumnya belum pernah terjadi diberikan
kepada film. Baru terjadi kepada film AATS. Dengan demikian, Logo penghargaan
MURI tersebut akan dipasang pada seluruh poster, maupun one kit atau one sit
yang dipajang di bioskop.
“Mungkin film Ayu Anak Titipan Surga merupakan satu-satunya
film yang one kit dan Poster filmnya di bubuhi Penghargaan Rekor MURI,” kata
Bagus Haryanto yang juga sedang mempersiapkan film “Ayu Anak Titipan Surga 2”.
Penghargaan Rekor MURI tersebut, telah menginspirasi Bagus
Haryanto, selaku Produser, untuk membuat film “Ayu Anak Titipan Surga 2”. Hal
itu ditandai dengan telah dibukanya pelaksanaan acara Open Casting dalam
perlombaan Tari Saman, yang dilangsungkan di One Belpark Jl. Raya RS Fatmawati
– Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, (15/12/2016), dalam upaya memeriahkan
acara Nonton Bareng (Nobar) film “Ayu Anak Titipan Surga” yang di ikuti sekitar
1600 penonton. Nobar juga merupakan salah satu strategi pemasaran, Bagus untuk
meraih dan meningkatkan sebanyak-banyaknya penonton film Ayu Anak Titipan
Surga.
Pembuatan film “Ayu Anak Titipan Surga” ini, diawali dengan
adanya niat dan keinginan baik, untuk mewujudkan gerakan revolusi mental,
secara nyata, sebagaimana yang dicanangkan presiden Jokowi, melalui pesan
pendidikan yang disuguhkan dalam tayangan film, kepada seluruh anak bangsa,
khususnya sejak usia dini yaitu usia anak-anak.
Niat baik ini, mendapat sambutan baik dan didukung sepenuhnya
oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)
dengan diawali diterbitkannya surat himbauan dari Menteri Kemenko PMK Puan
Maharani, yang ditujukan kepada gubernur, bupati dan walikota di seluruh
Indonesia, agar turut menghimbau anak-anak Indonesia, untuk menonton film “Ayu
Anak Titipan Surga” ini.
Tentunya, himbauan baik ini, harus didukung secara baik pula,
oleh semua stakeholder pendidikan. Mengingat film “Ayu Anak Titipan Surga” ini,
dapat menginspirasi anak-anak Indonesia, untuk berperilaku baik. Karena film
ini sarat akan nilai dan pesan pendidikan moral, yang sangat dibutuhkan oleh
bangsa ini, saat ini dan kedepan.
Tentunya, himbauan itu, dapat diapresiasi secara baik oleh
seluruh gubernur, bupati, walikota, kepala dinas pendidikan di seluruh tanah
air. Namun demikian, untuk menonton film ini, hanyalah himbauan semata, bukan
sebuah paksaan.
Hanya saja, bila orang
tua dan masyarakat menginginkan anak-anaknya melihat contoh baik dan buruknya
sebuah perilaku dan perbuatan, dapat membedakan mana yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, maka diharapkan untuk tidak melewatkan film “Ayu Anak Titipan Surga”
ini.
“Kami tidak memaksa siapapun untuk menonton film ini. Tidak
ada paksaan dalam hal ini, semua yang kami lakukan, sifatnya hanyalah himbauan.
Namun, bagaimanapun, saya ingin katakan, kepada orang tua, bahwa film ini
sangat penting untuk ditonton anak-anak. Karena film ini banyak nilai dan pesan
pendidikan moral yang bisa dipetik,” jelas Bagus Haryanto.
Selain itu, himbauan
ini juga tidak ada kaitannya dengan pungli atau pungutan liar. Karena tidak ada
rentetan dalam hal ini, harus disetor dalam bentuk seperak atau dua perak,
maupun seribu atau dua ribu, terhadap siapapun. Baik kepada guru, kepala
sekolah, bupati, walikota ataupun menteri.
“Itu tidak ada, dan
ini bukan pungli. Tetapi ini murni, menonton. Sebagaimana layaknya menonton
film-film lain,” ulasnya.
Kepentingannya untuk masing-masing pihak. Manfaatnya bagi
penonton itu sendiri. seperti dalam film ini, anak-anak bisa belajar banyak dan
mengambil manfaat dari nilai dan pesan pendidikan moral yang disuguhkan di film
ini. Begitupun para orang tua, maupun para guru, dapat mengambil pelajaran dari
menonton film Ayu Anak Titipan Surga ini, bangaimana caranya menghadapi dan
memperlakukan anak-anak.
Melalui film ini, banyak nilai dan pesan pendidikan dan pesan
moral yang bisa dipetik. yang dibutuhkan bangsa saat ini. Karena di film ini,
memperlihatkan tentang baik dan buruk, pantas dan tidak pantas dilakukan.
Utamanya adalah persoalan kejujuran, sportivitas dan ketulusan, yang pantas
ditanamkan kepada putra putri dimulai dari lingkungan keluarga, kepada anak bangsa
sejak usia dini.
Film Ayu Anak Titipan Surga ini diperuntukkan bagi siswa SD –
SMA. Sesuai dengan titik konten dari film ini adalah tokoh Ayu yang masih duduk
bangku SD.
Film ini untuk menyentuh semua persoalan karakter bangsa yang
merupakan sumber utama bangsa ini, yaitu tentang hilangnya sebuah kejujuran,
dan tidak lagi menjadi idola bagi anak bangsa di masa peradaban hari ini. Namun
menjadi kebutuhan sebuah bangsa, untuk bisa membangun bangsa, menjadi bangsa
yang besar dan maju sejahtera.
Oleh sebab itu, dengan modal sportifitas akan sebuah
kejujuran, diharapkan film ini dapat menciptakan dan memupuk kader-kader bangsa
yang memiliki nilai moral yang baik dengan segala latar belakangnya, sehingga
kedepan, tidak akan ada lagi tumbuh koruptor-koruptor baru yang bisa
menghancurkan peradaban moral dan kehidupan bangsa. Seperti semboyan yang
selalu didengungkan, ‘berani jujur itu hebat’.
Selain itu, melalui film ini, salah satu upaya menciptakan
idola anak Indonesia. Melalui tokoh Ayu yang senantiasa mementingkan
kepentingan orang lain dibanding kepentingan dirinya sendiri, mementingkan
kebahagiaan orang lain dibanding kebahagaiannya sendiri. Sehingga melalui film
ini, diharapkan akan banyak tokoh-tokoh “Ayu” yang lahir dalam kehidupan nyata.
Tokoh Ayu yang santun dan bermurah hati, rendah hati dan memiliki ketulusan
hati yang luar biasa, yang pada akhirnya akan menjadi branding idola bagi anak
Indonesia, dan meniru dengan mempraktekannya dalam kehidupan nyata.
“Di film Ayu Anak
Titipan Surga 2, akan diangkat tentang persahabatan Ayu dan Evi, bagaimana
konflik dan jalan ceritanya, tunggu tanggal mainnya, yang akan di launching
pada 12 Januari 2017 mendatang,” ujar Bagus.
Terkait, tidak setiap daerah memiliki bioskop, Bagus
mengakui, bahwa di Indonesia dari 561 kabupaten / kota yang ada, hanya 40-an
kota yang memiliki bioskop. Sekitar 500-an lebih kabupaten / kota di Indonesia,
tidak memiliki bioskop. Namun demikian, Bagus tetap berharap seluruh anak
Indonesia dapat menonton film ini.
Oleh sebab itu, demi anak Indonesia, demi bangsa dan negara,
Bagus dan krew-nya siap bergerilya, turun dari bioskop 21, untuk turun ke
kabupaten / kota, yang tidak memiliki bioskop, untuk memutar film ini, melalui
program Nobar, ditempat-tempat tertentu, seperti di tempat pertemuan atau
gedung yang memiliki kapasitas untuk bisa menonton bareng, atau di
gedung-gedung sekolah, dan lain-lain.
“Demi gerakan moral, demi Indonesia, kita akan lakukan
seperti itu, sampai tingkat bawah, agar semua anak di seluruh pelosok tanah air
Indonesia, bisa holiday dan menikmati film Ayu Anak Titipan Surga, maupun Ayu
Anak Titipan Surga 2. Untuk sesuatu yang baik kita gak akan berhenti, sampai
disini,” kata Bagus.
Bahkan Bagus, mengaku sudah berkirim surat ke presiden RI,
Jokowi, untuk bisa meluangkan waktu, Nobar Film Ayu Anak Titipan Surga ini.
Sebuah film yang berisi pesan tentang gerakan moral, “gerakan revolusi mental”
sebagaimana yang dicanangkan presiden RI, Joko Widodo.
“Namun hingga saat ini, belum ada jawaban dari bapak presiden.
Namun saya terus berharap, bapak presiden bisa mengawali untuk menonton film
Ayu Anak Titipan Surga yang berdurasi 90 menit ini, demi mewujudkan gerakan
revolusi mental,” ujar Bagus Haryanto, penuh harap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar